Belum lagi dihadapkan dengan produksi beras yang semakin turun karena lahan sawah yang semakin sedikit dan tingginya harga faktor-faktor produksi, seperti pupuk. Dibutuhkan kerjasama semua stakeholder baik dari sisi produksi, distribusi dan konsumsi, agar ketahanan dan stabilitas pangan dapat tercapai.
“Memang di Indonesia, stabilisasi kebutuhan pokok, termasuk beras sebagai pangan, sangatlah penting. Karena setiap orang pasti membutuhkan makan. Terutama, ketersediaannya dengan harga yang terjangkau bagi konsumen dan juga menguntungkan petani. Mengurus pangan itu tidak mudah. Inilah alasan negara perlu hadir lewat Perum BULOG,” ujar Jusuf Kalla, mantan wakil presiden RI yang juga pernah menjabat menjadi Kepala BULOG.
Relevansi peran Perum BULOG ini, mendapat perhatian khusus pada perjalanan 57 tahun Perum BULOG. Apalagi salah satu peran Perum BULOG yang paling dikenal oleh masyarakat adalah mendukung berbagai upaya strategis pemerintah Indonesia untuk mengamankan penyediaan pangan dan stabilisasi harga pangan sebagai operator pelaksana.
“Perum BULOG selama ini dikenal bertanggung jawab atas pengelolaan cadangan beras nasional yang berfungsi sebagai buffer stock dalam menghadapi situasi darurat seperti bencana alam atau kelangkaan beras.
Cadangan ini memungkinkan pemerintah untuk merespon dengan cepat dalam penyediaan beras bagi masyarakat yang terdampak, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga. Selama 57 tahun Perum BULOG telah menjadi pemasok rantai pangan, terutama beras yang terpercaya,” ucap Tito Pranolo, pakar pangan Indonesia.













