Menanggapi hal ini, Kepala Humas USU, Amalia Meutia, menyatakan bahwa pihak kampus memandang hasil riset RI² sebagai masukan konstruktif.
“USU telah memiliki sejumlah perangkat untuk menjaga integritas peneliti, seperti regulasi etik, pelatihan penulisan ilmiah, hingga sistem deteksi plagiarisme,” jelas Amalia, Selasa (8/7/2025).
Namun ia mengakui, evaluasi lebih mendalam tetap diperlukan. Amalia belum menjabarkan secara rinci sejauh mana pengawasan dilakukan atas praktik riset di lingkungan kampus terutama yang menyangkut potensi manipulasi atau pelanggaran etika.
USU sendiri menyadari, di tengah ketatnya kompetisi akademik global, integritas bukan hanya soal prosedur, tapi menyangkut reputasi institusi.
“USU berkomitmen menjadikan hasil evaluasi ini sebagai indikator perbaikan berkelanjutan, demi memastikan seluruh proses riset berjalan secara bertanggung jawab,” tegas Amalia.