PADANGSIDIMPUAN-Wajah lelah Rosmina Nasution (61), penjual kue keliling, langsung terlihat ketika dia mendatangi salah satu warung di Jalan Serma Lian Kosong, Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara.
Dari jauh, perempuan anak empat tersebut sudah memberikan senyum kepada setiap orang yang sedang duduk di warung itu. Sambari memegang kue jualannya, Rosmina langsung menawarkan ragam kue yang dia jual.
Cuaca panas tidak menjadi penghalang bagi Rosmina untuk berjualan kue keliling. Padahal, untuk sampai ke tempat itu, perempuan yang berusia nyaris satu abad tersebut harus berjalan kaki kiloan meter dari rumahnya di Desa Salambue, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan.
“Kue-kue, tolonglah ambil nak, belum ada laku ibu satu hari ini,”ungkap Rosmina menawarkan jualannya kepada warga yang sedang minum kopi di warung itu.
Hampir setiap hari, dia harus berjualan kue keliling demi menghidupi dua orang anak yang masih diasuhnya. Menjadi tukang kue keliling sudah digelutinya sejak dua tahun yang lalu. Tepatnya, ketika suaminya meninggal dunia.
“Untuk sekali jualan, saya mendapat untung sebesar Rp30 ribu,”ujarnya kepada LENSAKINI.com, ketika ditemui. Dia mengatakan, kue yang dia jual tersebut diambilnya dari salah satu tempat yang ada di pasar tradisional di Padangsidimpuan. Dari tempat itu, kue-kue itu dijual secara keliling hampir ke seluruh pelosok Kota Salak.
“Kalau tidak jualan, mau makan apa,”tanya Rosmina sembari bercanda kepada wartawan yang sedang wawancara dengannya. Hasil dari berjualan keliling akan dipergunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setiap hari.
Meski sudah berusia lanjut, namun, dia dan dua orang anaknya masih tinggal di rumah kontrakan. Setiap bulan, perempuan dua orang cucu itu harus membayar uang kontrakan kepada pemilik rumah.”Lain lampu, setiap bulannya saya harus membayar uang kontrakan sebesar Rp200 ribu kepada pemilik rumah,”imbuhnya.
Dia mengaku, karena kondisinya sudah termasuk perempuan lanjut usia, dia tidak tiap hari berjualan kue, tergantung kesehatannya. “Sejak COVID-19 merebak, daya beli warga menurun drastis,”ujarnya.
(zn)













