Tapi bukan hanya jalan yang berkelok yang membuatnya gelisah. Ada sesuatu yang terasa ganjil pagi itu.
Fitri terbangun sesaat sebelum kecelakaan terjadi. Ia melihat seorang kernet bus tiba-tiba berlari tergesa-gesa dari bagian depan ke belakang. Tak lama berselang, teriakan panik terdengar.
“Tiba-tiba dia (kernet) teriak keras, dan dalam hitungan detik, bus langsung terguling,” ungkapnya dengan suara gemetar.
Perempuan asal Padangsidimpuan ini mengalami luka ringan, namun luka psikologisnya jauh lebih dalam. Ia menyaksikan langsung detik-detik maut merenggut nyawa belasan penumpang di sekitarnya.
