“Bayi kami rawat. Setelah empat hari langsung lah sakit. Kami bawa ke bidan, dibilang bidan enggak lengkap alatnya. Disuruh lah ke rumah sakit. Karena ekonomi enggak ada, disuruhlah ke Pringadi, tapi kami enggak sempat ke sana, jadi kami bawa pulang,” ujar R.
Tapi nyawa sang bayi tak bisa tertolong karena tidak dibawa ke rumah sakit.
“Setelah kami bawa pulang, dari rumah sakit itu langsung lah dia meninggal,” sambungnya.
Setelah sang bayi meninggal, NH dan R pun punya ide untuk menitipkan jasadnya ke driver ojol. Perihal alasannya nekat menitipkan bayinya ke driver ojol, R membantah tuduhan membuang.
R mengaku cuma ingin bayinya dikuburkan dengan layak setelah sempat ditolak untuk memakamkan sang bayi di tempat pemakaman umum.”Kami berunding berdua, mau pesan gojek,” akui NH.
“Saya yang menentukan lokasi, karena di situ kan alamat lahir kami juga, tahu lokasinya,” kata R.
Sebelumnya diberitakan, kasus hubungan inses kakak adik di Medan terus menghebohkan Publik. Berawal dari temuan mayat bayi yang diantar oleh ojol, kini pengakuan baru kembali keluar dari mulut pelaku.












