Lebih menyayat hati, Farel kini harus mengandalkan manajernya untuk membiayai kebutuhan sekolah. Ia menyadari pahitnya kenyataan dari penghasilan miliaran rupiah, ia kini hidup nyaris tanpa pegangan.
“Sekarang aku sekolah, manajer aku yang bayarin dulu. Ya enggak nyangka juga uang dari miliaran,” lanjutnya.
Farel Prayoga, bocah dari Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Banyuwangi, pernah berdiri tegak di panggung kehormatan negara.
Namun kini, ia berdiri di ambang masa depan yang tak pasti berjuang dari nol, dengan harapan suatu saat suara emasnya kembali membawanya pulang ke cahaya.













