Media sosial menjadi sumber informasi baru yang bernilai strategis. Foto liburan mewah, unggahan kendaraan, hingga transaksi jual beli daring bisa menjadi petunjuk atas potensi pajak yang belum tergali.
DJP menyebut pendekatan ini sudah dilakukan sejak lama, namun kini diperkuat dengan kemampuan AI untuk menyisir anomali data secara lebih canggih.
Sejalan dengan itu, Wakil Menteri Keuangan, Anggito Abimanyu, juga menegaskan pentingnya pemanfaatan data analytic dan media sosial sebagai bagian dari strategi penerimaan negara dalam Rencana Kerja Tahun Anggaran 2026.
Dengan anggaran senilai Rp 1,99 triliun dari total pagu Kemenkeu Rp 52,01 triliun, strategi ini menjadi tulang punggung dalam merumuskan kebijakan perpajakan yang adil dan berdampak positif bagi perekonomian.
“Penggalian potensi itu melalui data analytic maupun media sosial,” tegas Anggito saat rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (14/7/2025).
