PADANGSIDIMPUAN (LENSAKINI)-Sejarah pergerakan mahasiswa di Padangsidimpuan, Sumatera Utara, bakal dibukukan.
Bakal adanya penggalian sejarah tersebut terungkap pada saat
Seminar dan Lokakarya Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Kota Padangsidimpuan, Sabtu (13/12/2025), di Hotel Mutiara Padangsidimpuan.
Dalam semiloka ini, Mas’oed Abidin Jabbar, ketua umum pertama HMI Padangsidimpuan hadir memberikan perspektif dan pengalaman yang berarti tentang nuansa pergerakan mahasiswa Islam di era orde lama.
Buya Mas’oed yang sekarang menetap di Kota Padang, merupakan ulama yang aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Sumatra Barat.
HMI Cabang Padangsidimpuan pertama kali diresmikan dalam Kongres Nasional pada tahun 1962. Dan kala itu, seperti Pelajar Islam Indonesia (PII), HMI kerap harus bertentangan dengan dominasi organisasi bawah tanah Partai Komunis Indonesia (PKI) yang digdaya pada saat kepemimpinan presiden Soekarno.
“Sampai saat ini, saya masih bertanya-tanya kenapa harus begini (pendirian cabang secara Istimewa). Jawaban pribadi saya, mungkin saja ini suatu penghormatan kepada kakanda Lafran Pane. Karena di sini kampung kelahiran kakanda Lafran,” jelas Buya Mas’oed.
Buya Mas’oed pun berpesan, agar segenap kader tetap berpegang dan melaksanakan pesan Lafran Pane. Yakni, mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia dan menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
“Berpengalaman dalam organisasi HMI, adalah bersejarah. Karena itu, jangan salah, secara ilmiah, menghancurkan suatu bangsa itu dengan hapus sejarahnya. Kalau sudah hilang sejarah, maka tidak ada lagi regenerasi,” jelasnya.













