TAPANULI SELATAN-Sejak awal evakuasi hingga logistik ke wilayah yang terisolasi, PT Agincourt Resources telah membantu 3 ribu warga yang terdampak banjir bandang dan longsor.
PT Agincourt Resources (PTAR) bergerak cepat di lapangan dengan fokus pada dua hal paling mendesak yaitu, keselamatan warga dan pemulihan akses. Tak heran, lebih kurang 72 jam pertama, PTAR mengerahkan Tim Tanggap Darurat (ERT) untuk evakuasi, menyalurkan bantuan darurat, serta memastikan
operasi posko berjalan lancar, termasuk makanan siap saji, air bersih, dan layanan kesehatan.
PTAR juga membantu membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor serta menyalurkan logistik ke wilayah yang masih terisolasi dengan koordinasi bersamapemangku kepentingan terkait.
Senior Manager Corporate Communications PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, mengatakan sejak bencana pada 25 November 2025 hingga saat ini, fokus perusahaan adalah memprioritaskan keselamatan warga, memenuhi kebutuhan dasar penyintas, serta menjaga akses ke layanan kesehatan.
Dukungan PTAR telah menjangkau
lebih dari 3.000 warga, dengan penyaluran makanan dan bantuan kebutuhan dasar yang dilakukan setiap hari di posko pengungsian untuk memastikan para penyintas tetap
tercukupi selama masa pengungsian.
“Kami mengerahkan sumber daya untuk mempercepat evakuasi dan memastikan pemenuhan kebutuhan dasar para penyintas terpenuhi, termasuk dukungan layanan kesehatan di tengah situasi pengungsian yang tidak mudah,”tuturnya.
Pemulihan masyarakat di Desa Garoga, Huta Godang, dan Aek Ngadol Sitinjak di Kabupaten Tapanuli Selatan
adalah prioritas. Pemkab Tapsel telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari terhitung sejak 25 November 2025.
Hingga saat ini, para penyintas tersebar di tujuh posko pengungsian, yakni Desa Batu Hula, Desa Sumuran, Sopo Daganak di Desa Napa, Balai Marguna di Kompleks Kantor Camat
Batang Toru, Gedung Serbaguna Gereja HKBP di Wek II Pasar Batang Toru, Puskesmas Kecamatan Batang Toru, dan Desa Garoga.
Dijelaskannya, PTAR memusatkan dukungan logistik dari lokasi
yang aman di sekitar area operasional yang tidak terdampak langsung bencana, agar distribusi bantuan lebih cepat, aman, dan terkoordinasi.
Di posko-posko tersebut, PTAR turut menyediakan fasilitas penampungan sementara, dapur umum, makanan siap saji, air bersih, serta layanan kesehatan melalui tenaga medis dan
obat-obatan.
Dikatakannya, spirit gotong royong juga mengemuka. Selain karyawan PTAR, ratusan warga setempat turut menjadi relawan. Total 305 sukarelawan tercatat membantu operasionalposko, mulai dari memasak, distribusi logistik, hingga membantu pelayanan bagi warga lanjut usia, perempuan, dan anak-anak.
“Kami menata dukungan logistik melalui satu kendali koordinasi agar bantuan tersalurkan tepat sasaran dan berkesinambungan. Ini memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah,
aparat, dan relawan, sekaligus memastikan pelaksanaannya terukur dan dapat dipertanggungjawabkan,” tambah Katarina.











