Dengan segala keterbatasan biaya, keluarga membawa MAR ke pengobatan alternatif sebelum diarahkan untuk mendapatkan perawatan medis.
“Dari pengobatan alternatif itu dibawa ke puskesmas. Namun karena hari Sabtu, itu kan puskemas tutup dan akhirnya dirawat di rumah,” terang Suroto.
Pada Minggu (23/11) sekitar pukul 02.00 WIB, MAR menghembuskan napas terakhirnya saat keluarga tertidur. Kematian ini mengejutkan banyak pihak, terlebih setelah diketahui bahwa korban pernah mengalami bullying sebelumnya pada Oktober lalu.
Kala itu, ia disebut kerap dipukul di dada oleh teman lain hingga harus dirawat seminggu di RS PMC Pekanbaru.
“Terkait peristiwa ini (bulan Oktober) orang tua pelaku sudah dipanggil pihak sekolah. Bahkan orang tua pelaku sudah minta maaf kepada orang tua korban,” kata Suroto.
Keluarga kini berharap pemerintah dan pihak sekolah memberikan perhatian serius terhadap kasus ini. Mereka meminta investigasi menyeluruh mengenai dugaan bullying berulang yang dialami MAR hingga menyebabkan nyawanya melayang.













