MEDAN (LENSAKINI) – Sumatera Utara kembali menorehkan sejarah di panggung nasional. Sosok putra terbaik dari Tanah Simalungun, Tuan Rondahaim Saragih, kini resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta.
Pengakuan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sumut, sekaligus mengingatkan bangsa ini pada jejak perlawanan sang raja yang berjuang melawan kolonial Belanda di abad ke-19.
Tuan Rondahaim Saragih merupakan raja ke-14 di Kerajaan Raya, Simalungun. Ia lahir pada tahun 1828 di Huta Sinondang, wilayah yang kini termasuk dalam kawasan Pematang Raya. Masa kecilnya tidak bergelimang kemewahan.
Tuan Rondahaim tumbuh dalam kesederhanaan, namun memiliki semangat juang tinggi dan tekad kuat untuk memperjuangkan tanah leluhurnya dari penjajahan.
Sebagaimana tercatat dalam skripsi berjudul “Biografi Raja Rondahaim Saragih Sebagai Tokoh Penentang Pemerintah Kolonial Belanda di Kerajaan Raya (1828–1891)” karya Edo Bastian, Rondahaim dikenal sebagai sosok pemimpin yang berani dan pantang menyerah.
Tuan Rondahaim diangkat menjadi panglima pasukan kerajaan sebelum akhirnya dinobatkan sebagai raja pada usia 20 tahun, tepatnya tahun 1848.
Kedatangan bangsa Eropa ke Simalungun pertama kali terjadi pada 1865 oleh Kontrolir Van den Bor di wilayah Tanah Jawa. Setahun kemudian, pasukan Belanda mulai menjelajahi Silimakuta dan Purba.













