Ukuran Tempe di Padangsidimpuan Berkurang, Kok Bisa?

  • Bagikan
Hasil produksi tempe di Desa Palopat Pijorkoling, Kota Padangsidimpuan (foto/lensakini/amru)

PADANGSIDIMPUAN-Sejak beberapa minggu yang lalu, ukuran tempe yang dijual di Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara (Sumut), sudah berkurang. Kebijakan itu dilakukan sebagai dampak kenaikan harga kacang kedelai.

Tak heran, permintaan tempe di Kota Padangsidimpuan pada awalnya menurun drastis, meski kemudian kembali normal. Saat ini, kacang kedelai dijual dengan harga Rp12.200/kg. Padahal, sebelum kenaikan, harga jualnya masih disekitaran Rp10 ribu.

Kondisi tersebut memaksa para pemilik usaha harus mengurangi ukuran tempe tersebut.”Kalau tidak dikurangi, maka biaya produksi tidak tertutupi,”ujar pemilik usaha tempe Edi Sutrisno kepada wartawan ketika ditemui di Desa Palopat Pijorkoling, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan.

Kenaikan harga kacang kedelai sudah terjadi beberapa kali sejak tahun ini. Jika pada 2019 harganya masih dikisaran Rp10 ribu, tapi sekarang sudah mencapai Rp12.200/kg. Setiap hari, dia membutuhkan 200 kg kacang kedelai.

“Tentunya, kalau harganya naik harus disesuaikan dengan ukuran, agar bisa menutupi ongkos produksi,”imbuhnya.
Sebenarnya kata Edi, para pengusaha tahu tempe di Padangsidimpuan lebih memilih kacang kedelai lokal. Sebab, harganya lebih murah jika dibandingkan dengan yang didatangkan dari luar daerah.

”Harapan kita agar pemerintah menyediakan ketersediaan kacang kedelai, sehingga harganya normal dan ukuran tempe tidak dikurangi,”tandasnya.
(zn)

  • Bagikan