TAPANULI SELATAN (LENSAKINI) – Hujan yang tak kunjung berhenti pada akhir November itu mengubah Batang Toru menjadi kecamatan yang gelisah. Sungai meluap, tebing-tebing runtuh, dan puluhan keluarga kehilangan pijakan.
Namun di tengah malam yang kacau, sejumlah warga justru menemukan secercah harapan dari arah yang tak mereka sangka: Sopo Daganak milik PT Agincourt Resources (PTAR) yang merupakan ruang kreasi anak dan remaha diubah menjadi posko bencana.
Rinduwati Situmeang, warga Huta Godang, masih mengingat detik ketika banjir bandang menerjang. Saat itu Selasa, 25 November 2025. “Tak ada yang bisa diselamatkan,” katanya pelan.
Rumah dan usaha kecilnya lenyap diterjang air. Dalam keadaan panik, ia dan keluarga bersama warga lainnya naik ke area yang lebih tinggi di Batu Horing. Semalaman mereka di sana.
Karena makanan nyaris habis, keesokan harinya Rinduwati dan keluarga berjalan kaki. Di tengah perjalanan mereka mendapati mobil PTAR.
Ia baru bisa bernapas lega setelah tiba di Sopo Daganak di Desa Napa, Batang Toru. Di tempat pengungsian itu, kata Rinduwati, makanan selalu tersedia, pakaian diberikan, kamar mandi layak dipakai, hingga pelayanan kesehatan yang terus siaga.
Sopo Daganak adalah gelanggang remaja berkonrsep amphitheater untuk mewadahi kreativitas anak dan remaja. PTAR, pengelola Tambang Emas Martabe, membangunnya pada tahun 2017.
“Kami tidak pernah kekurangan apa pun di sini [Sopo Daganak],” katanya.













