Lalu kenapa ada jeda antara temuan kulit dan bukti kutu pakaian? Ian Gilligan dari University of Sydney menjelaskan, “Kalau seseorang hanya memakai pakaian sehari lalu melepasnya selama seminggu, kutunya tidak akan bertahan.” Ia menambahkan bahwa kutu yang kita kenal mungkin bukan satu-satunya yang pernah hidup di pakaian manusia.
Penting pula dipahami bahwa tidak semua manusia selalu memakai pakaian. Antara 32.000 hingga 12.000 tahun lalu, masyarakat Aborigin di Tasmania diketahui menggunakan pakaian dari kulit hewan, lalu meninggalkannya ketika iklim menghangat dan kembali menghias tubuh dengan cat dan aksesori.
Tahap penting lainnya adalah saat manusia menciptakan jarum bermata (eyed needle) sebuah inovasi yang memungkinkan pembuatan pakaian pas dan rumit. Jarum tertua, berusia 40.000 tahun, ditemukan di gua Denisova, Siberia.
“Jarum bermata adalah perkembangan penting dalam prasejarah karena menandai transisi fungsi pakaian dari utilitarian ke fungsi sosial,” ujar Gilligan, penulis utama studi tahun 2024 di jurnal Science Advances.
Dari kulit beruang di zaman es hingga jarum jahit dari gua Siberia, sejarah pakaian manusia adalah kisah adaptasi, inovasi, dan juga ekspresi diri menunjukkan bagaimana manusia bukan sekadar bertahan, tapi juga menciptakan budaya.













